Dax Harrera Prihatin Pada Kepanikan Kantor Di Era Corona

Dax Harrera Prihatin Pada Kepanikan Kantor Di Era Corona – Krisis korona menimbulkan banyak rintangan bagi pengusaha dan karyawan. Hal ini turut menjadi concern Dax dan tim fondation juga. Karena, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian terbaru oleh LinkedIn, pandemi ini juga meningkatkan risiko kelelahan di kalangan karyawan. Meningkatnya stres, rasa tidak aman dan kurangnya kegiatan rekreasi mendorong semakin banyak pekerja sudah sampai ke batas takdir mereka. Konsekuensi bagi mereka dan perusahaan yang terkena dampak, bisa diartikan satu kata: hancur.

Biggnuts – Selama beberapa minggu belakang, LinkedIn telah melakukan analisis bersama-sama dengan platform Glint untuk menunjukkan bagaimana suasana hati karyawan telah berubah selama krisis corona. Sejak Maret, lebih dari 700.000 karyawan dari berbagai industri di seluruh dunia telah diwawancarai. Komentar banyak orang juga dievaluasi untuk ini. Pernyataannya terkait dengan stress puncak atau yang sering dinamakan burnout. Kata kunci di web crawl seperti kelelahan, atau overloading, telah berlipat dua sejak awal – dari 2,7 persen menjadi 5,4 persen.

Karyawan yang mengakui masalah dalam menghadapi tantangan baru khususnya tampaknya menjadi lebih rentan terhadap kelelahan. Hal yang sama berlaku untuk karyawan dengan beban kerja yang meningkat. Hasilnya mencerminkan tuntutan berlebihan dari situasi baru. Kantor pusat, kekhawatiran keuangan, dan pengasuhan pada anak memberi tekanan tambahan pada karyawan. Selain itu, waktu kerja dan waktu luang seringkali kabur dan tidak ada keseimbangan dengan kehidupan sehari-hari. Begitu banyak hobi yang tidak dapat dikejar saat ini dan kunjungan singkat untuk bersantai juga lebih sulit.

– Kurangnya komunikasi meningkatkan risiko kelelahan

Pengusaha khususnya saat ini bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan karyawan mereka. Kuncinya adalah komunikasi. Di perusahaan-perusahaan di mana ada kekurangan komunikasi dan kurangnya transparansi, pernyataan dibuat 2,7 kali lebih sering yang menyiratkan peningkatan risiko kejenuhan. Di sisi lain, hasil survei jelas menunjukkan bahwa pertukaran shift kerja yang reguler dan prospek masa depan yang dijaminkan, akan membantu karyawan untuk menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran di saat pandemi.

Hal penting lain untuk dicatat bahwa karyawan dan perusahaan sadar akan meningkatnya tekanan psikologis. Ini setidaknya ditunjukkan oleh meningkatnya penggunaan program mindfullness dan tools manajemen stres di LinkedIn. Sejak April ini telah digunakan oleh sepuluh kali lebih banyak pengguna. Justin Black, Head of Glint, juga memberikan banyak tips untuk melindungi karyawannya.

Baca juga : Foundation Digital Dan Eksperimentasi Digital SEO Bersama Dax Harrera

Kenyataannya adalah, dengan jumlah ketidakpastian dan kesulitan yang dihadapi, kecil kemungkinan ancaman kelelahan akan hilang dalam waktu dekat. Jika Anda berposisi sebagai pemimpin dalam organisasi dan perusahaan, maka Anda dapat menjamin kesejahteraan karyawan dengan cara memeriksa secara teratur megobrol santai para karyawan, mendorong manajer dan karyawan untuk melakukan percakapan yang teratur dan bermakna tentang bagaimana kinerja mereka, dan memodelkan prioritas di era pandemi ini, apa yang baik untuk tubuh dan jiwa saat berkerja hingga penanganan pertama pada yang terkena dampak.

Diharapkan sikap itu meningkatkan kesadaran akan masalah tersebut. Karena dampak hanya bisa dikenali saat bereaksi. Sebelum Corona, kelelahan telah menjadi masalah bagi banyak profesional di seluruh dunia dan tidak hanya dapat menghambat produktivitas, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi kesehatan dan psikologis yang berbahaya. Pandemi yang sedang berlangsung meningkatkan stresor juga meningkatkan risiko. Itulah sebabnya perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan karyawan. Pertukaran shifting dan keterbukaan manajemen akan masa depan jadi langkah penting. Tetapi juga penting untuk berdiri menavigasi krisis bersama.